23 November 2008

Ruang Guru



Sejak SD sampai SMU saya selalu penasaran dengan ruang guru. Apa yang mereka bicarakan ketika sedang berkumpul? Atau ketika mereka rapat?. Dulu, saya dan teman-teman sering berada dalam status quo ketika guru rapat. Mereka tidak mengajar, kami hanya di beri tugas menyalin dari buku yang kami pun tidak mengerti sekali apa fungsinya. Kadang pula kami dibiarkan berkeliaran bebas disekitar sekolah seperti anak ayam kehilangan induknya. Ini adalah saat yang paling menyebalkan bagi saya.
Sering saya pura-pura jalan melewati ruang guru, untuk sekedar curi dengar apa yang terjadi didalam sana. Ada perdebatan sengitkah? Ataukah hanya bergosip ria tentang berbagai kenakalan yang kami buat. Dari SD sampai saya lulus kuliah, ruang guru adalah ruang yang paling malas saya datangi. Saya tidak takut dengan ruangan itu, saya hanya malas. Seperti ada aura yang kelam setiap saya memasuki ruang guru. Saya selalu merasa selalu ada mata-mata penuh rasa ingin tahu dari para pendidik setiap saya keruangan itu. Ya… emang sih itu cuman bagian dari paranoid saya aja.
Ketika pertama kali saya menjadi dosen, tahun 2004. Satu pintu rahasia ruang guru terkuak. Ternyata benar, sebagian pembicaraan para guru adalah gossip tentang mahasiswa A atau mahasiswi B yang begini dan begitu. Kadang mereka meributkan kurikulum pemerintah yang kadang dirasa memberatkan, gaji yang tidak sepadan dengan tanggung jawab mereka bahkan sampai gossip penerimaan CPNS yang selalu laris layaknya kacang goreng (emang kacang goreng selalu laris ya….?)
Tahun 2007 sampai sekarang saya menjadi guru sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Dua pintu rahasia ruang guru terkuak. Bagaian pertama bahan obrolan para guru masih sama. Gossip para siswa, tapi yang ini lebih pada kenakalan mereka. Ketika para guru ini rapat bahan pembicaraan selalu sama, kurikulum dan… gossip tentang siswa/i

Tidak ada komentar: